Pada awal Tahun 1942 Jepang berusaha merebut Tarakan. Belanda merusak semua instalasi minyak dan membakar tangki minyak sebelum mundur, akibatnya api berkobar di Pulau Tarakan selama ±1 bulan.
Kalimantan Utara, Indonesia
Kota Tarakan
1944
Sekutu berusaha merebut Tarakan dari Jepang melalui serangan udara. Jepang merusak sumur dan alat produksi minyak.
1945 - 1966
Indonesia mengumumkan proklamasi kemerdekaan. Lapangan minyak kembali dipimpin oleh BPM hingga 1966. BPM memperbaiki sumur dan alat produksi yang rusak dan menambah sumur bor sejumlah 63 buah.
1967 - 1971
Seiring dengan nasionalisasi perusahaan asing, Pemerintah mengambil alih saham perusahaan BPM. Lapangan minyak di Indonesia berada dalam perusahaan Negara Permina dan Pertamina di bawah pimpinan Ibnu Sutowo.Jumlah produksi minyak menurun karena sumur dan alat produksi yang mengalami kerusakan.